Monday, December 24, 2012

Saat indah sore itu,

seketika hujan turun membasahi bumi, tanah-tanah yang kering, debu-debu yang berterbangan, seketika juga teduh... menyatu dengan air hujan,,
menghentikan langkah ini, untuk berteduh sejenak,
karena tak mungkin meneruskan perjalanan, hujannya terlalu lebat. 
banyak yang kuamati selama berdiri hampir satu jam itu, 
....
hujan reda hujan reda, membuat ku urung untuk pulang,, stelah kupastikan insya Allah tak akan hujan lagi, aku bergegas melangkah. mengambil jalur yang paling cepat.. Yaa, saat itu aku jalan kaki, walau bagaimanapun, waktu akan tetap berjalan, sementara saat itu sudah sangat sore,
ketika aku telah memilih untuk berjalan kaki, maka ada risiko yg akan kuambil. dan aku harus menyadarinya di awal,
~bahwa aku tidak akan marah ketika mobil lewat disampingku, dan menyipratkan genangan air ke jubah ku~ bahwa aku tidak boleh marah ketika diklakson mobil karena aku jalan ditengah jalan untuk menghindari genangan~~ dan itu kualami :) alhamdulillah,,
hampir maghrib, dipersimpangan, aku dihadapkan pada dua jalur. dan jalur yang kupilih : adalah yang terdekat.
matahari hanya meyisakan cahayanya sedikit sekali sore itu, langit lebih senang dengan ke-mendung-annya, jalanan sepi, di gang yang biasa kulewati itu, tak banyak anak-anak bermain, seperti biasa.
dan tibalah saat aku mendekati tempat itu, sepanjang jalan menuju tempat itu, hatiku terus berdzikir, entah mengapa takut sekali saat itu..
tempat itu : ya KUBURAN
kompleks kuburan paling besar sekota surakarta, dan aku harus menyusuri nya, saat maghrib hampir menjelang.
disebelah kanan kuburan, disebelah kiri pabrik dengan beberapa rumah tak dihuni. ya, seram memang, entah sudah berapa kali lisan dan hati ini mengucap ayat kursi, hanya itu yang kubaca..
awalnya tak berani menoleh ke kanan, ya takut. namun, aku mencoba memastikan keadaan, karena jalanan disitu tak ada lampu, saat melihat,
srrrr, bergetar hati, tiba2 mengingat, masya Allah, sudah berapa jiwa disini? dibawah tanah yang kupijak ini? berapa banyak nisan tegak mengukir nama makhlukMu?
lalu sadar, bahwa disinilah ~nanti aku tinggal, inilah rumahku yang sebenarnya,
bahwa kini, saat kaki ini masih mampu melangkah diatas tanah mayat2 itu, itulah kesempatan ku membangun pondasi untuk rumah idamanku ~kelak..
tak perlu batu marmer, kerikil mahal untuk membuatnya indah,
namun, sederhana saja ~ hanya dengan amalan yang ikhlas engkau niatkan semata-mata karena Allah~ dan Allah yang akan menjamin cahaya bagi rumahmu, kemudian menghadiahkan rumah untuk mu disurga kelak ~karena amal dan akhlakmu, sungguh, Allahhurrahmaaurrahiim :)
jalanan panjang itu akhirnya tuntas dengan perenungan kematian, suasana yang awalnya menyeramkan, berubah menjadi teman renungan yang cocok sore itu,, dan langit masih menyisakan warnanya hingga aku sampai dirumah :) alhamdulillah ~

Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang kamu dustakan? Q.S ar-Rahmaan 55 : 55

No comments:

Post a Comment