Saturday, February 23, 2013


Kita selalu menyimpan sesuatu yang amat berharga; yang hanya akan digunakan dalam situasi paling spesial. 

Nah, bukankah 'hati' kita ini juga amat spesial? Masa' iya, mau digunakan kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Berceceran perasaanya terlihat dimana2. Sama sekali tidak disimpan.

Seharusnya kita simpan kelak, saat waktunya sudah tepat, untuk seseorang yang paling istimewa.

--Tere Liye

Thursday, February 21, 2013

renungan ibu bapak

bila akal sudah tergoda bisikan setan, tak lagi sisi kemanusiaan yang dikedepankan,

semua tersadar, saat setan-setan penggoda telah benar-benar puas tertawa,,

karena keterpurukan kita dalam penyesalan,
karena jatuhnya air mata tak tertahankan,

saat semua
hanya tinggal penyesalan...
na'udzubillah min dzaalik...

Wednesday, December 26, 2012

Contoh Poster GIZI BALITA




terapi isoflavon untuk penderita DM

Senyum itu Indah :) Senyum itu Mudah :)


Senyum dalam ajaran Islam bernilai ibadah. Seulas senyuman yang disunggingkan kepada seseorang setara dengan nilai bersedekah.

Dai wahdah Islamiyah, Qasim Saguni, mengatakan pengertian sedekah tidak terbatas hanya pada materi saja. Senyum merupakan sedekah yang paling mudah tetapi juga bisa menjadi sangat sulit diberikan oleh seseorang.

Pada dasarnya, semua orang bisa tersenyum dengan siapa saja. Namun, kadang karena ketidakseimbangan fisik maupun mental membuat sebagian orang sulit untuk tersenyum. Senyuman itu dapat menggambarkan suasana hati seseorang.

“Senyuman yang tulus dari seseorang meberikan refleksi kejiwaan positif kepada orang lain. Seorang muslim selalu diajarkan agar memiliki sifat lapang dada dan senantiasa terbuka menebarkan senyuman kepada orang lain,”kata Qasim, Kamis, 3 September.
Lebih jauh tentang makna senyuman, seorang muslim yang tersenyum saja sama telah menebarkan kegembiraan dan kasih sayang melalui senyumannya. Sejalan dengan misi Islam menebarkan keceriaan di muka bumi ini.

Nabi Muhammad telah memelopori pentingnya senyuman agar memberikan rasa nyaman kepada orang lain. Rasulullah pernah memotivasi para sahabatnya tentang makna senyuman itu.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh HR. Muslim, Rasulullah berpesan, “Janganlah kalian menganggap remeh kebaikan itu, walaupun itu hanya bermuka cerah pada orang lain,”.
Senyuman kini telah dikembangkan menjadi sebuah terapi yang menyejukkan diri sendiri dan orang lain. Dunia bisnis manajemen seja, kata Qasim, juga mengajarkan senyuman yang memikat orang lain.

Senyuman dapat mempengaruhi penampilan seseorang sehingga orang merasa lebih dihargai dan terlayani. “Sungguh luar biasa ajaran Islam yang meletakkan dasar akhlakul karimah, “ kata Qasim Saguni yang saat ini menjabat Sekretaris jenderal Wahdah Islamiyah



Monday, December 24, 2012

Saat indah sore itu,

seketika hujan turun membasahi bumi, tanah-tanah yang kering, debu-debu yang berterbangan, seketika juga teduh... menyatu dengan air hujan,,
menghentikan langkah ini, untuk berteduh sejenak,
karena tak mungkin meneruskan perjalanan, hujannya terlalu lebat. 
banyak yang kuamati selama berdiri hampir satu jam itu, 
....
hujan reda hujan reda, membuat ku urung untuk pulang,, stelah kupastikan insya Allah tak akan hujan lagi, aku bergegas melangkah. mengambil jalur yang paling cepat.. Yaa, saat itu aku jalan kaki, walau bagaimanapun, waktu akan tetap berjalan, sementara saat itu sudah sangat sore,
ketika aku telah memilih untuk berjalan kaki, maka ada risiko yg akan kuambil. dan aku harus menyadarinya di awal,
~bahwa aku tidak akan marah ketika mobil lewat disampingku, dan menyipratkan genangan air ke jubah ku~ bahwa aku tidak boleh marah ketika diklakson mobil karena aku jalan ditengah jalan untuk menghindari genangan~~ dan itu kualami :) alhamdulillah,,
hampir maghrib, dipersimpangan, aku dihadapkan pada dua jalur. dan jalur yang kupilih : adalah yang terdekat.
matahari hanya meyisakan cahayanya sedikit sekali sore itu, langit lebih senang dengan ke-mendung-annya, jalanan sepi, di gang yang biasa kulewati itu, tak banyak anak-anak bermain, seperti biasa.
dan tibalah saat aku mendekati tempat itu, sepanjang jalan menuju tempat itu, hatiku terus berdzikir, entah mengapa takut sekali saat itu..
tempat itu : ya KUBURAN
kompleks kuburan paling besar sekota surakarta, dan aku harus menyusuri nya, saat maghrib hampir menjelang.
disebelah kanan kuburan, disebelah kiri pabrik dengan beberapa rumah tak dihuni. ya, seram memang, entah sudah berapa kali lisan dan hati ini mengucap ayat kursi, hanya itu yang kubaca..
awalnya tak berani menoleh ke kanan, ya takut. namun, aku mencoba memastikan keadaan, karena jalanan disitu tak ada lampu, saat melihat,
srrrr, bergetar hati, tiba2 mengingat, masya Allah, sudah berapa jiwa disini? dibawah tanah yang kupijak ini? berapa banyak nisan tegak mengukir nama makhlukMu?
lalu sadar, bahwa disinilah ~nanti aku tinggal, inilah rumahku yang sebenarnya,
bahwa kini, saat kaki ini masih mampu melangkah diatas tanah mayat2 itu, itulah kesempatan ku membangun pondasi untuk rumah idamanku ~kelak..
tak perlu batu marmer, kerikil mahal untuk membuatnya indah,
namun, sederhana saja ~ hanya dengan amalan yang ikhlas engkau niatkan semata-mata karena Allah~ dan Allah yang akan menjamin cahaya bagi rumahmu, kemudian menghadiahkan rumah untuk mu disurga kelak ~karena amal dan akhlakmu, sungguh, Allahhurrahmaaurrahiim :)
jalanan panjang itu akhirnya tuntas dengan perenungan kematian, suasana yang awalnya menyeramkan, berubah menjadi teman renungan yang cocok sore itu,, dan langit masih menyisakan warnanya hingga aku sampai dirumah :) alhamdulillah ~

Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang kamu dustakan? Q.S ar-Rahmaan 55 : 55

Renungan Hikmah dari Seorang Mahasiswa yang Kuliah di Amerika


Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika

Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mere-ka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah Subhanahuwata’ala memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghor-matan lantas kembali duduk.

Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, “Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini.” Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, “Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.” Barulah pemuda ini beranjak keluar.
Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, “Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim.” Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.” Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata, “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.”
Si pemuda tersenyum dan berkata, “Silahkan!

Sang pendeta pun mulai bertanya, “Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu! Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?”

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,
-Satu yang tiada duanya ialah Allah Subhanahuwata’ala.
-Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Al-Isra’: 12).

-Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

-Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an.
-Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.

-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah Subhanahuwata’ala menciptakan makhluk.

-Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah Subhanahuwata’ala berfirman, “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk: 3).

-Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
”Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17).

-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.*

-Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
“Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.” (Al-An’am: 160).

-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf ‘alaihissalam
-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa ‘alaihissalam yang terdapat dalam firman Allah,
“Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60).

-Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

-Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
“Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.” (At-Takwir: 18).

-Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus ‘alaihissalam.
-Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf ‘alaihissalam, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.” Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, ” tak ada cercaaan terhadap kalian.” Dan ayah mereka Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

-Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah Suhanahuwata’ala berfirman,
“Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai.” (Luqman: 19).

-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah subhanahuwata’ala berfirman, “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).

-Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah subhanahuwata’ala,
”Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.” (Yusuf: 28).

-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda ini berkata, “Apakah kunci surga itu?” mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata, “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!” Pendeta tersebut berkata, “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah.” Mereka menjawab, “Kami akan jamin keselamatan anda.” Sang pendeta pun berkata, “Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah.”

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.**

** Kisah nyata ini diambil dari Mausu’ah al-Qishash al-Waqi’ah melalui internet,